JIKA hidup kita hanya berisikan hal-hal buruk, kekalahan demi kekalahan,maka pastilah sudah lama kita tamat, atau paling tidak, hidup dengan mental yang ringsek. Untunglah hidup setiap kita tidak seperti itu. Tapi jika hidup kita selalu berlangsung aman dan beres, pastilah sudah lama kita pun menjadi orang-orang dengan mental lembek. Dan mungkin, kita pun tak tahu lagi apa arti sebenarnya dari “kalah” dan “menang”.
Untunglah hidup memang tidak teranyam dengan komposisi tunggal begitu. Kekalahan dan kemenangan datang bergantian. Tidak bergiliran memang, sering tanpa pola yang bisa dijelaskan, tapi keduanya selalu hadir, selalu ada, dan saling melengkapi yang satunya.
Kita baru paham bagaimana sakitnya “kekalahan”, kalau sebelumnya sempat mencicipi “kemenangan”. Sebaliknya, manisnya “kemenangan” hanya bisa dirasakan oleh mereka yang pernah sungguh-sungguh jatuh nyungsep ke dalam “kekalahan”. Kita musti lapar dulu baru bisa merasakan kenyang, begitulah memang aturan main dari sononya.
Itulah Yin Yang, keseimbangan yang mengatur jalannya ini jagat. Tidak ada yang lebih “baik” atau lebih “buruk”, karena keduanya dibutuhkan. Jika salah satunya ditiadakan, hidup akan menjadi roda yang kehilangan porosnya, sehingga perputarannya akan terganggu. Jadi, jangan sesali kekalahan anda, dan sebaliknya, jangan lupa daratan kalau sedang dapat giliran “menang”.
Orang-orang beriman percaya Tuhan menguji kita baik dalam susah maupun senang, Pada saat susah, saat terpuruk kalah, kita diuji untuk tabah. Pada saat berada di puncak kemenangan, kita diuji untuk tidak serakah. Ah, saya sama sekali tak bermaksud menggurui. Artikel ini hanya akal-akalan karena terus terang saya sedang bingung mesti menulis apa lagi, sementara blog ini sudah saatnya diupdate. Maaf.
Untunglah hidup memang tidak teranyam dengan komposisi tunggal begitu. Kekalahan dan kemenangan datang bergantian. Tidak bergiliran memang, sering tanpa pola yang bisa dijelaskan, tapi keduanya selalu hadir, selalu ada, dan saling melengkapi yang satunya.
Kita baru paham bagaimana sakitnya “kekalahan”, kalau sebelumnya sempat mencicipi “kemenangan”. Sebaliknya, manisnya “kemenangan” hanya bisa dirasakan oleh mereka yang pernah sungguh-sungguh jatuh nyungsep ke dalam “kekalahan”. Kita musti lapar dulu baru bisa merasakan kenyang, begitulah memang aturan main dari sononya.
Itulah Yin Yang, keseimbangan yang mengatur jalannya ini jagat. Tidak ada yang lebih “baik” atau lebih “buruk”, karena keduanya dibutuhkan. Jika salah satunya ditiadakan, hidup akan menjadi roda yang kehilangan porosnya, sehingga perputarannya akan terganggu. Jadi, jangan sesali kekalahan anda, dan sebaliknya, jangan lupa daratan kalau sedang dapat giliran “menang”.
Orang-orang beriman percaya Tuhan menguji kita baik dalam susah maupun senang, Pada saat susah, saat terpuruk kalah, kita diuji untuk tabah. Pada saat berada di puncak kemenangan, kita diuji untuk tidak serakah. Ah, saya sama sekali tak bermaksud menggurui. Artikel ini hanya akal-akalan karena terus terang saya sedang bingung mesti menulis apa lagi, sementara blog ini sudah saatnya diupdate. Maaf.
1 comment:
memang ada yin dan yang tapi kita bole milih kan :-)
lam kenal
Post a Comment