26 April 2007

Menanti Gebrakan Ulil

SEWAKTU mengetahui Ulil Abshar-Abdalla ngeblog tempo hari senang sekali rasanya. Ulil adalah tokoh kontroversial yang sepak terjangnya selama ini sudah menyita cukup banyak perhatian. Pikiran-pikirannya yang sering “melawan arus” sungguh sedap buat diikuti. Maka ketika kemudian dia memutuskan untuk ngeblog tentu saja itu sebuah kabar gembira, yang akan tetapi mungkin sebuah “kabar buruk” bagi lawan-lawannya.

Hanya sayang sekali sampai saat ini blognya Ulil itu masih belum ada kelanjutannya. Tadi saya baru saja melongok (lagi) ke sana, ternyata masih hanya satu postingan “Selamat Datang” yang sudah sebulan lalu diposting. Kenapa gerangan belum ada yang baru di blog itu? Saya kira Ulil betul sedang repot, itu kemungkinan yang agaknya paling bisa diterima.

Ulil agaknya ingin agar blognya itu beisi tulisan-tulisan yang tidak asal jadi, maka mungkin dia sementara ini memilih tidak menulis saja sampai kesempatan untuk menulis dengan tenang itu betul-betul sudah didapatnya. Bagaimanapun dia sudah punya “merek” besar, maka sedikit banyak tentu dia kepingin menjaga mutu juga.

Tapi apakah betul ini penyebab sejati kenapa blognya stag tentu hanya Ulil sendiri yang tahu. Dari kejauhan sini saya hanya bisa berharap-harap dia segera punya waktu dan kesediaan (serta kesetiaan) untuk lebih bisa memberi atensi pada kegiatan ngeblog. Supaya kita pun lebih punya banyak pilihan blog bagus untuk disambangi.

25 April 2007

Ngadutrafik 2007: Cosa Aranda Emang Liehay

KALAU ada gelar “blogger paling bokis” maka Cosa Aranda mungkin yang paling pantas mendapatkannya. Bagaimana tidak? Ada-ada saja “muslihat”nya guna memancing perhatian. Sesudah tempo hari bikin kontes review untuk blognya dengan iming-iming hadiah domain gratis—yang membuat saya ikutan latah ikut--kali ini dia bikin hajatan lain pula. Nama kontesnya ngadutrafik 2007. Nah apa pula itu?

Ngadutrafik 2007 adalah keyword yang harus dihadirkan di postingan peserta kontes ini di blognya masing-masing. Target yang kudu diuber para peserta adalah bagaimana dengan modal keyword ngadutrafik 2007 kita mengakali mesin pencari supaya menampilkan postingan kita di urutan paling atas pada saat keyword itu diklik. Ini untuk mengetes sudah sejauh mana peyakinan kita pada ilmu SEO.

Seperti kontes-kontes sebelumnya selalu ada hadiah yang disiapkan. Dan seperti kontes sebelumnya, juga kali ini pun pesertanya meleduk. Blognya Cosa memang menjadi kiblat mereka yang peduli amat dengan urusan SEO. Tadi saya langak-longok ke sana, lumayan memang pesertanya. Yang numpang komen aja sampai lebih dari 100 (uh, komen di blog saya sejauh ini paling top 5 … ngiri deh).

Cuma kemudian saya mikir-mikir soal kontes genjot-genjotan trafik ini. Setahu saya—dalam teorinya—mesin pencari (semisal paman Google) kalau kerja itu kagak serabutan. Katanya dia selalu mendahukan situs-situs dengan page rank paling tinggi. Jadi logikanya pemenang kontes ngadutrafik 2007 ini mestinya postingan dari blog dengan PR paling tinggi. Yang PR-nya masih “bayi”—seperti blog ini—ya nggak bakalanlah menang biar udah nekat bikin postingan seheboh apa pun.

Tapi dalam prakteknya sering paman Google berkelakuan aneh. Belum tentu situs dengan PR tinggi otomatis nangkring di urutan pertama pencarian. Nah, barangkali karena adanya fakta “aneh bin ajaib” inilah Cosa Aranda lalu bikin ini kontes guna mendapat tahu lebih persis bagaimana modus kerja mesin pencari. Hasil sampingan yang didapatnya adalah tambahan link yang banyak sekali buat blognya sendiri. Di samping tentu saja nambah popularitasnya (baca : nambah trafiknya) juga.

Nah, saya kira saya sudah boleh sampai pada kesimpulan sekarang. Jika begitu, maka pemenang dari kontes ngadutrafik 2007 ini ya blognya Cosa Aranda sendiri. Bukankah beliau yang sudah mendapat tambahan trafik paling heboh lewat “trik marketing” ngadutrafik ini? Hehehe Cosa Aranda memang “paling bokis”.

20 April 2007

Menulis di Koran dan Blog

MENULIS di blog dan di media cetak (koran) memang beda. Kalau. menulis di koran kita dipaksa manut pada policy koran yang kita kirimi tulisan. Mulai dari urusan tema tulisan sampai soal bentuk penyajian tulisan, bahkan sampai panjang pendeknya tulisan pun sudah dipatok.

Dan meskipun semua persyaratan itu sudah kita lakoni, bukan jaminan lantas tulisan kita bakal dimuat. Bisa saja pada saat itu ada tulisan lain yang juga ngebahas soal yang sama, tapi lebih bagus penyajiannya, maka keoklah tulisan kita. Mungkin juga saingan tulisan kita itu biasa saja mutunya, tapi penulisnya jauh lebih beken dari kita, maka lagi-lagi kita pun mesti menarik napas panjang buat mengalah.

Kadang alasan penolakan itu bisa sangat konyol. Misalnya, kebetulan saja mood sang editor lagi nggak bagus hari itu, maka nasib buruk pun jatuh ke alamat tulisan kita.

Sebaliknya, di blog kita leluasa membuat apa saja, karena itu “koran” kita sendiri, bukan? Tapi keliru besar kalau kita mengira menulis di blog dengan begitu jadi urusan gampang. Memang nggak ada redaktur yang memeloti tulisan kita, tapi para pembaca bloglah yang akan bertindak selaku “redaktur”atas tulisan kita itu nantinya.

Dan jangan pernah mengira para pembaca blog kita itu mau bermurah hati kepada kita. Seperti para redaktur nyinyir di koran mereka pun bisa dan senang juga bersikap “kejam” kepada konten blog yang mereka anggap nggak mutu. Ada sekitar 70 juta blog terdaftar di Technorati saat ini, dan entah berapa banyak lagi yang tidak terdata di sana.

Ini artinya ada banyak sekali pilihan blog. Maka blog yang dikelola sembarangan, cepat atau lambat akan ditinggalkan. Kembali ke tema awal catatan ini, menulis—di koran atau di situs sendiri—dengan demikian hakikatnya sama, sebuah urusan yang sangat serius. Kecuali kalau kita sengaja tidak pasang target apa pun.

18 April 2007

Wrong Question

APAKAH SBY bakal jadi meresuffle kabinetnya? Apakah “telur busuk” IPDN akhirnya akan dibubarkan? Apakah kasus pembunuhan Munir bakal terungkap? Apakah pihak Lapindo akhirnya meleleh dan menuruti semua tuntuan ganti rugi yang ditodongkan para pengungsi?

Apakah anda punya jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas? Apakah anda punya alasan untuk optimis keadaan kita bakal lebih baik? Kenapa anda yakin keadaan bakal jadi lebih baik? Kenapa anda percaya pemerintah serius mengurus semua masalah kita? Kenapa pemerintah merasa harus serius menangani soal-soal ini?

Apakah saya salah mengajukan pertanyaan? Mungkin pertanyaan seharusnya, apakah sebetulnya SBY memang punya niat, atau berani membongkar kabinetnya? Artinya, kalau beliau bikin reshuffle itu murni kehendaknya? Ah, terlalu naif dan bodoh pertanyaan seperti ini, bukan?

Pertanyaan yang betul, apakah memang ada niat membereskan “horor” di IPDN? Apakah pemerintah punya nyali membuka kasus Munir? Apakah pemerintah sebetulnya serius membantu membereskan urusan lumpur Lapindo? Bahasa kampungnya, apakah sungguh ada political will dari pemerintah untuk membuat keadaan jadi lebih mendingan?

Apakah anda punya jawaban untuk pertanyaan terakhir itu? Saya punya, kata sebuah iklan di televisi. Anda juga tahu jawaban itu, dan mungkin itu jawaban kita semua : maybe yes, maybe no … Apakah saya keliru lagi?

13 April 2007

Mendadani Blog

MESKIPUN setuju dengan jargon “masa depan blog ada pada content”– seperti kata Budi Putra, dan rasanya banyak yang lain juga meng-amini itu--tetap saja sebuah blog “wajib” didandani, karena konon katanya jenis kelamin blog adalah ‘wanita’—yang ini pernah saya baca di Blog Tutorial--jadi sudah kodratnya kalau blog itu suka dandan.

Begitulah dengan blog ini, selama beberapa hari ini saya sengaja merepotkan diri mencari dandanan yang mudah-mudahan pantas untuknya. Tidak mesti menor, cukup asal kesan “kering” pada tampilannya bisa dihindari. Lagi pula pengetahuan saya soal bahasa pemrograman kan nol besar, jadi saya pun nggak mungkinlah memasang target muluk.

Saya juga sedang pikir-pikir apakah judul blog perlu diubah. Ada beberapa pilihan sebetulnya, tapi nantilah pelan-pelan saya pikirkan itu lebih lanjut.

09 April 2007

Selamat Datang!

SELAMAT DATANG! Ini adalah blog saya yang kedua, sesudah JENDELA ooknugroho. Kalau pada blog yang pertama saya mencoba fokus pada konten yang “sastra”, atau yang diniatkan “sastra”, pada blog kedua ini saya ingin mencoba lebih rilek dengan muatan yang diniatkan lebih beragam—guna menampung kebutuhan menulis, atau mungkin sekedar memberi komentar pada banyak hal. Mungkin akan lebih mirip dengan catatan harian nantinya.

Demikian sekadar salam pembuka.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...