NAMA besar memang bisa mengecoh. Begitulah baru-baru ini saya merasa terkecoh oleh nama besar Gan KL. Anda penggila tjerita silat Cina jaman dulu (bukan yang Kho Ping Hoo lho) pasti sudah kenal nama ini. Beliaulah—bersama-sama OKT, Gan KH, SD Liong—empu penerjemah (lebih tepat penyadur) cerita silat dari “seberang” yang banyak digilai di sini pada masanya.
Belakangan ini, sesudah lama “koma”, tjerita silat seperti mendapat nyawa kembali. Muncul usaha untuk menerbitkan ulang sejumlah besar judul yang dulu pada zamannya menjadi barang yang banyak diburu. Selain karya-karya OKT, buku-buku Gan KL juga kebagian giliran diterbitkan ulang.
Tapi rupanya ada beda strategi antara penerbitan buku-buku Gan KL dan OKT. Buku-buku OKT dijajakan ulang dengan tetap mempertahankan bahasa aslinya. Semua elemen yang menempel pada buku aslinya tetap dijaga. Malahan ada yang diterbitkan masih dalam ejaan lama. Rupanya memang ada usaha untuk betul-betul menghadirkan kembali atmosfir “jaman dulu” ke situasi hari ini.
Tidak demikian Gan KL. Kecuali gambar sampul, buku-bukunya mengalami edit ulang bahasa yang cukup radikal. Binarto Gani, sang putera Gan KL, yang merintis usaha cetak ulang itu rupanya punya kalkulasi lain. Dia agaknya berpendapat bahwa atmosfir jaman baheula tjerita silat itu pasti tidak akan cocok untuk dibaca generasi hari ini. Maka perlu ada penyesuaian suasana lewat penggunaan gaya bahasa yang diyakini klop dengan suasana sekarang.
Tentu saja itu sah dan baik saja. Hanya bagi saya—yang memang asli produk jadul—buku-buku Gan KL yang “baru” jadi terasa tidak menyengat lagi. Saya membaca Pendekar-Pendekar Negeri Tayli misalnya, dan saya begitu kecewa dan akhirnya sesudah mencapai jilid 11 saya putuskan untuk berhenti membacanya. Padahal masih ada 2 jilid lagi yang sudah kadung saya beli--dan ceritanya sendiri sepertinya memang masih akan cukup panjang.
Baiklah, ini akhirnya memang masalah selera dan rasa belaka. Saya pun tak ingin mengecilkan usaha Binarto Gani untuk membuat tjerita silat bisa diterima oleh pembaca dari generasi baru. Hanya saya jadi tahu, bahwa saya harus berpaling ke buku-buku OKT guna memuaskan dahaga saya pada buku-buku “antik” ini. Sedang Gan KL versi baru apa boleh buat agaknya memang ditakdirkan bukan untuk saya.
Belakangan ini, sesudah lama “koma”, tjerita silat seperti mendapat nyawa kembali. Muncul usaha untuk menerbitkan ulang sejumlah besar judul yang dulu pada zamannya menjadi barang yang banyak diburu. Selain karya-karya OKT, buku-buku Gan KL juga kebagian giliran diterbitkan ulang.
Tapi rupanya ada beda strategi antara penerbitan buku-buku Gan KL dan OKT. Buku-buku OKT dijajakan ulang dengan tetap mempertahankan bahasa aslinya. Semua elemen yang menempel pada buku aslinya tetap dijaga. Malahan ada yang diterbitkan masih dalam ejaan lama. Rupanya memang ada usaha untuk betul-betul menghadirkan kembali atmosfir “jaman dulu” ke situasi hari ini.
Tidak demikian Gan KL. Kecuali gambar sampul, buku-bukunya mengalami edit ulang bahasa yang cukup radikal. Binarto Gani, sang putera Gan KL, yang merintis usaha cetak ulang itu rupanya punya kalkulasi lain. Dia agaknya berpendapat bahwa atmosfir jaman baheula tjerita silat itu pasti tidak akan cocok untuk dibaca generasi hari ini. Maka perlu ada penyesuaian suasana lewat penggunaan gaya bahasa yang diyakini klop dengan suasana sekarang.
Tentu saja itu sah dan baik saja. Hanya bagi saya—yang memang asli produk jadul—buku-buku Gan KL yang “baru” jadi terasa tidak menyengat lagi. Saya membaca Pendekar-Pendekar Negeri Tayli misalnya, dan saya begitu kecewa dan akhirnya sesudah mencapai jilid 11 saya putuskan untuk berhenti membacanya. Padahal masih ada 2 jilid lagi yang sudah kadung saya beli--dan ceritanya sendiri sepertinya memang masih akan cukup panjang.
Baiklah, ini akhirnya memang masalah selera dan rasa belaka. Saya pun tak ingin mengecilkan usaha Binarto Gani untuk membuat tjerita silat bisa diterima oleh pembaca dari generasi baru. Hanya saya jadi tahu, bahwa saya harus berpaling ke buku-buku OKT guna memuaskan dahaga saya pada buku-buku “antik” ini. Sedang Gan KL versi baru apa boleh buat agaknya memang ditakdirkan bukan untuk saya.
7 comments:
Saya juga penggemar cersil GKL sesudah KPH.
Saya belum pernah baca buku cersil GKL yang sdh di "edit" ini.
Bgmn dan dmn mendapatkannya?
Thanks.
oedn@yahoo.com
Saya juga penggemar cersil GKL sesudah KPH.
Saya belum pernah baca buku cersil GKL yang sdh di "edit" ini.
Bgmn dan dmn mendapatkannya?
Thanks.
oedn@yahoo.com
Saya juga penggemar cersil GKL sesudah KPH.
Saya belum pernah baca buku cersil GKL yang sdh di "edit" ini.
Bgmn dan dmn mendapatkannya?
Thanks.
oedn@yahoo.com
Saya juga penggemar cersil GKL sesudah KPH.
Saya belum pernah baca buku cersil GKL yang sdh di "edit" ini.
Bgmn dan dmn mendapatkannya?
Thanks.
oedn@yahoo.com
Terima kasih sdh mampir dan koment. Informasi ttg Gan KL dan cerita silat bisa dilihat antara lain di sini : http://groups.yahoo.com/group/tjersil/ atau http://tjersil.com/web/
Selamat ngembara di dunia kangouw!
Salam
видео в малолетку кончают онлайн http://free-3x.com/ студенческое порно free-3x.com/ молоденькие онлайн [url=http://free-3x.com/]free-3x.com[/url]
In my opinion you are not right. I can defend the position.
Post a Comment