01 August 2014

Bisul Pilpres 2014

MULANYA saya, seperti kebanyakan orang, termasuk yang skeptis pada penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2014. Saat itu nama Jokowi belum lagi disebut-sebut--masih semacam wacana yang jauh mengawang. Bahkan nama Prabowo Subianto pun kala itu masih terdengar seperti "gosip" yang jauh. Sementara calon-calon presiden yang ketika itu sudah dimunculkan melulu diisi sejumlah "stok lama" yang sama sekali tidak menggugah selera. Kalau begini pesertanya, ini akan menjadi Pilpres rutin yang paling tidak menarik.

Kini seperti banyak orang lain, saya pun sependapat bahwa Pilpres ini kali ternyata Pilpres yang paling dramatis dan "menarik". Ini adalah Pilpres dengan tingkat keikutsertaan yang "tinggi" dibanding Pilpres-Pilpres sebelumnya. Ini adalah Pilpres dengan tingkat kebisingan dan kehitaman yang luar biasa dalam ritual kampanyenya. Dan barangkali ini juga Pilpres dengan tingkat skandal kecurangan yang paling tinggi pasca Orde Baru. Paling akhir tapi bukan yang terakhir, inilah Pilpres yang masih meninggalkan "bisul" sementara proses hajatan resminya sendiri (seharusnya) sudah selesai.

Masih ada pihak yang merasa "gondok" dan "tidak bisa percaya" dengan hasil resmi Pilpres itu. Kita sebetulnya terusik untuk bertanya, kelompok yang masih saja uring-uringan itu memang asli "tidak bisa percaya" ataukah hanya pura-pura belaka? Masak iya sih mereka sepandir itu? Tapi pura-pura atau tidak kenyataannya proses hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK) sudah mereka gulirkan.  

Pertanyaan yang sekarang mengedepan adalah, akankah proses hukum di MK menjadi pertarungan terakhir yang menyudahi segala hingar bingar Pemilu 2014 ini? Kita berharap demikian, kita berharap agar "bisul" yang sudah sempat ada itu nantinya kempis.Kita sungguh berharap bahwa kelompok yang dikecewakan bisa dengan besar hati menerima putusan yang nantinya dijatuhkan MK.Artinya, sesudah itu tidak perlulah ada tambahan agenda, apakah namanya "perjuangan politik" atau "perjuanan" entah apa lagi. Sesungguhnya kami sudah lelah dan (maaf) muak dengan segala keributan itu.

(Adapun soal putusan MK itu nanti akan seperti apa, kita--yang masih punya akal waras--sebetulnya sudah pada tahu. Hanya kita diminta sekali lagi bersabar dan untuk sementara berpura-pura tidak tahu saja).

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...