SUNGGUH lucu manuver politik yang dilakukan mantan presiden Megawati beberapa waktu terakhir ini. Apa yang dilakukannya jelas sebuah kampanye yang dilakukan kepagian, sangat kepagian bahkan—meskipun tentu saja ia mati-matian membantahnya. Katanya, ia tak perlu kampanye, karena namanya sudah terkenal. Mungkin maksudnya sudah terkenal sebagai presiden yang tidak berhasil. Bantahan itu saja sudah sebuah kelucuan.
Yang lebih lucu lagi adalah apa yang dikampanyekannya. Ia misalnya menyindir para pemilih perempuan yang pada 2004 tidak memilihnya, tapi malah memilih calon presiden yang lain semata karena si calon lain ini ganteng. Katanya, laki-laki itu tidak becus mengurus harga, makanya sekarang segala macam barang pada naik harganya. Ia pun berkilah bahwa pada Pemilu 2004 itu sebetulnya ia tidak kalah, melainkan hanya kurang mendapat suara.
Puncak kelucuan adalah ketika ia dengan tidak malu-malu lagi meminta supaya mereka yang pada 2004 tidak memilihnya, nanti pada 2009 mbok apa salahnya memilihnya menjadi presiden lagi. Dengan manuver terakhirnya ini Megawati hanya berhasil membuktikan bahwa ia sungguh seorang politisi yang tidak peka, yang luput membaca apa isi hati publik terhadapnya. Ia kelewat meremehkan intelegensi rakyat yang sejak 1999 sudah banyak belajar dari kebobrokan politisi di sini.
Memang tidak mudah menjadi anak Bung Karno. Sang bapak kelewat besar, hingga bayang-bayangnya pun jadi begitu berat bagi anak-anaknya.
Yang lebih lucu lagi adalah apa yang dikampanyekannya. Ia misalnya menyindir para pemilih perempuan yang pada 2004 tidak memilihnya, tapi malah memilih calon presiden yang lain semata karena si calon lain ini ganteng. Katanya, laki-laki itu tidak becus mengurus harga, makanya sekarang segala macam barang pada naik harganya. Ia pun berkilah bahwa pada Pemilu 2004 itu sebetulnya ia tidak kalah, melainkan hanya kurang mendapat suara.
Puncak kelucuan adalah ketika ia dengan tidak malu-malu lagi meminta supaya mereka yang pada 2004 tidak memilihnya, nanti pada 2009 mbok apa salahnya memilihnya menjadi presiden lagi. Dengan manuver terakhirnya ini Megawati hanya berhasil membuktikan bahwa ia sungguh seorang politisi yang tidak peka, yang luput membaca apa isi hati publik terhadapnya. Ia kelewat meremehkan intelegensi rakyat yang sejak 1999 sudah banyak belajar dari kebobrokan politisi di sini.
Memang tidak mudah menjadi anak Bung Karno. Sang bapak kelewat besar, hingga bayang-bayangnya pun jadi begitu berat bagi anak-anaknya.
1 comment:
namanya juga politik bos....
lebih lucu lagi kalau orang milih kembali presiden yang kerjanya nyanyi dan ngumpulin artis di istana...
tabik,
oncom
Post a Comment