03 November 2008

Belas Kasihan Untuk Amrozi?

HARI-HARI ini, menjelang waktu eksekusi terpidana mati Amrozi cs, sejumlah media televisi ganti-berganti menshoot (dan men-”zoom”) para “pahlawan” Islam itu. Lantas, mungkin dengan maksud untuk lebih menumbuhkan kesan dramatis, ditampilkan juga sejumlah anggota keluarga mereka. Tidak ketinggalan diperlihatkan juga komunitas “asli” mereka : desa sederhana dengan orang-orang yang tampaknya juga sederhana.

Menonton tayangan-tayangan itu sejumlah orang mungkin jadi merasa kasihan dan iba hati pada nasib Amrozi dan dua konconya. Mereka sekonyong sadar bahwa bagaimanapun para teroris itu juga “manusia biasa”. Mereka punya asal-muasal, para sanak, dan orang tua yang diam-diam meratapi nasib mereka.

Perasaan “simpati” dadakan itu sah dan wajar saja. Meskipun itu belum cukup membuktikan bahwa kita masih manuusia, mengingat hewan pun sampai batas tertentu bisa menampilkan kualitas serupa itu dengan baiknya. Tapi mudah-mudahan orang-orang yang menaruh belas kasihan kepada Amrozi cs juga tidak pernah lupa bahwa para korban teror mereka pun hakikatnya sama.

Artinya mereka pun bukan segunduk mayat hangus yang anonim belaka. Mereka semua, juga punya keluarga dan asal-muasal dari mana mereka pernah tumbuh dan datang. Punya seorang ibu, yang tak pernah bisa paham mengapa gerangan anak mereka musti mati atas cara yang demikian mengerikan dan atas nama sebuah alasan yang juga begitu abssurd?

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...