24 November 2008

"Sandiwara Politik" Koes Bersaudara

GRUP musik—dulu kita sempat terbiasa dengan istilah “band”—Koes Bersaudara (yang kemudian menjelma Koes Plus dan sekarang Koes Plus Pembaharuan—kayak nama koran hehe) pernah juga menorehkan kisah di halaman sejarah politik negeri ini. Itulah lelakon sudah lama berselang kala mereka dijebloskan ke penjara rejim Orde Lama.

Bung Karno (BK), sang pemimpin masa itu, menganggap mereka sebagai bagian dari “musuh” yang musti diganyang. Dari penggal kisah itulah kemudian lahir sebutan “musik ngak ngik ngok”—penamaan yang diberikan sang pemimpin untuk melecehkan model musik “barat” dan gaya “elvis-elvisan” yang “tidak sejalan dengan semangat revolusi”.

Tapi siapa nyana peritiwa kelam puluhan tahun yang lalu itu—yang sedikit atau banyak telah berjasa juga mendudukkan band legendaris itu selaku “hero”—ternyata hanya sebuah rekayasa politik alias sandiwara alias bohong-bohongan belaka? Adalah Yok Koeswoyo, salah satu personil kelompok musik itu sendiri, yang membeberkannya dalam tayangan acara Kick Andy pekan lalu.

Ceritanya saat itu ibu pertiwi kan lagi cekcok berat dengan Malaysia. Tetangga serumpun itu dipandang BK sebagai antek kapitalis Amerika di Asia. BK selaku pemimpin merasa perlu menciptakan semacam kehebohan di panggung politik guna mensupport gerakan “ Amerika kita seterika” dan “Inggris kita linggis” yang sedang beliau propagandakan. Maka didekatilah Koes Bersaudara untuk dibujuk agar mau “berkurban demi negara” dengan memainkan sandiwara sedih masuk bui itu.

Hebatnya BK, yang boleh tahu urusan ini hanya Yok, personil band yang lainnya tidak. Maka kejadianlah sewaktu mendekam di sel Nomo sering memarahi Yok sebab sang adik ini tidak pernah menunjukkan rasa prihatin layaknya orang masuk penjara. Ia kelihatan tenang-tenang saja dan malah kadang masih suka cengengesan bergurau, yang tentu saja tambah membikin Nomo dan yang lainnya sewot.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...