27 January 2010

Pansus Bisa Saja Bohong


Menjadi semakin jelas bahwa Pansus Century memang bekerja dengan tendensi dan muatan politis yang sangat kental, dan dalam rangka mencapai target-target politisnya segala cara pun ditempuh. Sudah sejak dari awal kita sebetulnya bisa menebak itu, dan hari-hari ini, menjelang masa tugas Pansus selesai, kita tidak perlu lagi main tebak-tebakan soal itu.

Salah satu trik busuk yang digunakan untuk memuluskan target-target politis itu adalah dalam urusan pemanggilan para saksi ahli. Kita terusik bertanya misalnya, kenapa “saksi ahli” yang jelas-jelas punya hubungan dengan parpol non-koalisi tetap saja dimintai keterangannya. Sudah barang tentu sulit kita mendapat jawaban netral dan obyektif dari mereka. Tapi marilah kita maklum, memang bukan jawaban obyektiflah yang dicari. Yang dibutuhkan adalah penjelasan yang sesuai “frame” yang sudah disiapkan.

Yang juga sangat aneh adalah bahwa mereka pun, hingga tulisan ini dibuat, tidak memanggil saksi ahli dari institusi perbankan, kalangan yang mustinya paling paham manfaat dan mudaratnya kebijakan bailout Century itu. Tapi lagi-lagi kita pun menjadi mahfum adanya. Mengapa saksi ahli dari kalangan perbankan tidak dipanggil adalah karena penjelasan dari kalangan perbankan itu dikuatirkan akan “mementahkan sementah-mentahnya” segala kesimpulan prematur yang sudah disiapkan Pansus.

Dengarlah apa kata Sigit Purnomo, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional, misalnya. Kondisi krisis pada 2008 memang mencemaskan kalangan perbankan. Indeks saham anjlok 50% & rupiah terdepresiasi 30%. Itu merupakan terendah sejak krisis 1998. Maka para bankir, kata Sigit, sepakat menyatakan bahwa tindakan bailout Century adalah tepat untuk menyelamatkan situasi perbankan saat itu (Koran Tempo, 27 Januari 2010).

Jika Pansus akhirnya tetap ngotot mengeluarkan kesimpulan dengan mengabaikan samasekali argumen-argumen “obyektif” dan netral” seperti di atas, bukankah bisa dianggap mereka sudah terang-terangan membohongi rakyat? Tapi kebohongan demi kebohongan yang terus diulang-ulang akhirnya akan terasa menjadi “benar”, bukan? Dan itulah agaknya bencana besar yang sedang menunggu bangsa ini, jika proses pembohongan itu tak ada lagi yang bisa menyetopnya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...