12 August 2013

Beli Buku, Dari Mana Duitnya?

MESKI lumayan doyan membaca, anggaran saya untuk buku tak pernah besar. Sebabnya simpel saja, dana untuk itu memang tak banyak tersedia. Dulu waktu masih bujang sih lain kondisinya. Sekarang saya perlu berhitung cermat untuk setiap rupiah yang saya keluarkan. Yah, maklum pegawai kecil.

Biasanya saya terbantu oleh duit honor puisi dari koran yang memuat sajak saya. Meski tak banyak, lumayanlah. Tapi yang namanya puisi kan juga tidak bisa rutin keluar seperti kita "ngepuk" saban pagi.. Sekarang saja misalnya, sudah setengah tahun belum ada lagi puisi yang datang menemui saya. Ini juga ada sebabnya: rutinitas kantor bikin saya mati kutu.

Jadinya seperti lingkaran setan. Puisi memang memerlukan prasyarat khusus--dalam kasus saya--untuk bisa dihadirkan. Saya butuh jeda yang cukup lama guna menyiapkan dulu atmosfir penciptaan itu. Saya bukan penulis yang bisa leluasa menulis pada segala cuaca. Tapi mungkin saya harus mencoba mengubah "gaya" itu, mencoba memutus "lingkaran" yang membuntukan ini. Ya, mungkin dengan percobaan-percobaan "kecil" dulu.

Tapi jujur saja, saya tak yakin akan bisa melakukannya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...