17 June 2007

Ringkas + (Kalau Bisa) "Cerdas"

MENULIS berpanjang-panjang memiliki resiko, karena menulis bukan sekedar kerja menyambung-nyambung kata. Tema yang hebat belum tentu bisa jadi tulisan yang hebat juga. Itu sangat tergantung pada bagaimana cara sang koki meramu tema itu. Salah satu soal yang dihadapi sang koki adalah bagaimana menjaga ritme tulisan. Dan menjaga ritme itu sangat bergantung pada ketahanan stamina atau mood kita. Penulis yang baik tahu menakar seberapa fit stamina dan moodnya.

Untuk amannya—dalam kaitan dengan blog, kalau boleh saya menyarankan--sebaiknya memilih menulis ringkas, daripada berpanjang-panjang kemudian kedodoran di tengah jalan dan tulisan berujung pada kehambaran. Lagi pula konon tulisan pendek lebih digemari pembaca blog yang maunya serba cepat dan mudah. Tulisan pendek dengan begitu lebih punya peluang untuk dibaca.

Itulah mungkin formula yang bisa disarankan untuk penulisan di blog. Tulisan yang ringkas tidak mesti kalah bermutu dengan tulisan panjang, asal saja syarat kedua, yaitu tulisan itu juga“cerdas”, dipenuhi pula. Menulis ringkas dan padat itu masalah teknis belaka, kalau kita rajin berlatih mencobanya lama-lama kita akan terbiasa dengan gaya itu.

Tapi membuat tulisan itu juga kelihatan “cerdas”, lebih repot urusannya. Catatan ringkas ini tidak memiliki jawabannya. Catatan ringkas ini tidak berpretensi mengajari anda dengan berpura-pura hebat seraya menyodorkan resep atau obat-obat palsu. Rasanya, untuk urusan ini anda mesti mencari sendiri resep dan obatnya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...